Oleh : Perempuan di Keheningan

Hampir saja aku menyarankan untuk kau berbalik arah membelakangi, jika saja tak kau dahului dengan melayangkan sebentuk kasih dikeningku yang tak sanggup ku tangkis selembut apapun caraku.
Sedang engkau tahu,ada sembilu memahat rongga dadaku. Hanya ucapmu sederhana, terlontar sembari kedua tanganmu mengusapkan airmata ; Ikhlaskan pijarnya, yang tak dapat terangimu sepanjang yang kau mau.
"Ini aku disampingmu....yang sedari dulu tiada pernah sanggup menjauh dari adamu", ku pandang kembali, rangkaian munajat yg sempat tersusun semusim lalu, betapa masih melekat disetiap rapal kesepuluh jemariku. "tak apa" katamu, memberiku keluasan nafas untuk tetap dapat menciumi wangi rindu lalu. Namun semakin sesak kurasa,entah karena apa. Dan pamitmu tadi, esok pagi hendak kemari. Bersamaku menanam melati di halaman ini.
[ Pada perbatasan fajar,02:13 Bukit kecil, Hkg ]
0 comments :
Post a Comment