Sekedarnya

Dan ketika pengakuan itu akhirnya terhembuskan pada sebuah malam, Aku hanya mendekap dada erat dan merasakan denyut kerinduan itu melembut, bergoresan dengan mimpi, berdenyar,
berkeletik dengan percik lilin semalam.
Tetapi lalu meretak dan melolong.
;sunyi memagut.

Ahh apakah aku terbaca selalu saja memeluk sunyi?
Aku hanya mengerti 'sepi'. 
Sebuah ruang getas yang meretas dalam beberapa bahkan mampu menjadi sepanjang waktu mencermati lalu lalang peristiwa.
Robekan mimpi yang kusembunyikan pun mengapung di benak nyata.
Ahh, aku sekedar menikmati kesendirian dalam duniaku.

0 comments :

Post a Comment