Ranting Kering...


Ranting kering hanya menangis digelapnya malam. 
Sayatkan satu goresan sepi di kisi nurani. 
Dan kau sedang asyikkah mengunyah mimpi ? 

Ranting kering itu hanya meratap di dini pagi 
saat kau pergi menjadi mimpi. 
Tanpa senyuman yang menentramkan. 

Ranting keringku, tiba saatnya untuk patah. 
Bukan lagi angin atupun badai.
Tapi karena kau yang tak pernah lagi singgah.



0 comments :

Post a Comment